Catat sejarah, Cuma Juventus yang mampu menyalip peringkat pertama untuk menjadi juara dalam persaingan 3 Klub hingga pekan terakhir. Kalau bukan faktor kematangan, tidak mungkin I Bianconeri mampu melakukan itu.
Hanya Juventus yang bisa begini. Bukan Cuma masalah menciptakan kontroversi, tapi juga dalam hal unjuk kematangan mental. Si Nyonya Besar menjadi yang terbaik (2001/2002) di Italia dan itu membuahkan gelar Campione d’Italia 2002 alias Scudetti ke-26.
Mau fakta lain? Bandingkan dua andalan Juventus dan Inter Milan, Alessandro Del Piero serta Ronaldo. Mereka memiliki kondisi mental yang standing, sama-sama membawa mimpi buruk terhadap lawan masing-masing (Pekan Terakhir).
Kandang Udinese, Stadion Friulli adalah tempat dimana Del Piero cedera parah tahun 1998. Bagi Ronaldo, Olimpico pun merupakan Stadion Terkutuk karena kariernya nyaris tamat disana tahun 1999/2000. Siapa yang bisa mengalahkan Trauma? Del Piero Orangnya.
Penampilan Alex menjadi inspirasi rekan-rekannya hingga menit terakhir (Udinese 0 – 2 Juventus). ”Dia sudah kembali ke penampilan terbaiknya. Ini tahun milik Alex,” tukas pelatih Marcello Lippi di Football Italia. Bagaimana dengan Ronaldo? Nerakanya berlanjut karena tiap kali il Fenomeno memegang bola, saat itu juga pemain SS Lazio mengambil alih possesion (SS Lazio 4 – 2 Inter Milan).
Masih kurang bukti? Kematangan Juventus juga tampak dalam diri Lippi. Ketika Juventus tertinggal 6 Point dari Inter Milan, hanya sedikit yang masih percaya Lippi bakal mampu menaklukkan mitos kegagalan Pelatih menangani kembali klub yang pernah sukses bersamanya.
Akhirnya Lippi yang tertawa lebar. ”Saya selalu percaya akan berhasil. Kini emosinya terasa lebih besar daripada sukses saya sebelumnya karena tingkat kesulitannya luar biasa,” tambah pengkoleksi 5 Gelar Scudetto dan 1 World Cup ini.
Tahu keberhasilan timmnya tidak karena unggul mutlak, Lippi juga memuji Inter Milan serta AS Roma. ”Kami bertiga sama-sama Juara,” katanya. Ia sadar bahwa Juventus masih membutuhkan keberuntungan dan beberapa kontroversi.
Satu lagi contoh kematangan mental yang dimiliki Bianconeri. Berbeda 180 derajat dengan yang ditunjukkan pelatih Inter Hector Cuper (Saat itu) dan Presiden Inter Massimo Moratti. Mereka masih penasaran gagal di saat-saat terakhir. ”Saya tidak yakin tim terbaik akan menjadi Juara,” ujar keduanya senada.
Apapun kegundahan yang diutarakan pesaing-pesaingnya, Juventus sudah berpesta. Tak peduli segala macam kontroversi dan tuduhan skandal yang sempat menerpa, Si Nyonya Besar telah menutup musim 2002 dengan baik. Pengakuan Lippi di atas menjadi bukti Juventus memang layak Juara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar