Juventus memang sempat dituding memainkan pola Catenaccio (Pertahanan Super Defensif) di Liga Champions. Terlalu mengutamakan pertahanan, terlalu hati-hati di garis belakang sehingga permainan jadi kurang menarik.
”Setiap Negara punya gaya bermain yang khas dan aku bangga jika orang mengatakan kami punya pertahanan kuat,” kata Alessandro Del Piero.
Itu lagu lama, dan itu pula yang banyak ditanyakan wartawan Spanyol kepada Allenatore Marcello Lippi, ketika Juventus bertandang ke Barcelona dan Real Madrid. Public Spanyol memang menyukai permainan terbuka.
Kepada mereka, Lippi bilang, ”Sepak bola telah banyak berubah. Catenaccio gaya klasik yang dulu pernah kami miliki, sekarang bukan lagi cara kami bermain. Laga Juventus melawan tim-tim Spanyol bukan lagi pertarungan antara tim yang menyerang dan tim yang bertahan.”
Lippi boleh jadi bicara benar, meski tak seutuhnya. Juventus memang punya dasar bermain yang kuat di sisi pertahanan dan itu telah terbukti di Serie-A dan Liga Champions selama beberapa musim belakangan.
Tapi mereka bukan tim yang mengandalkan pertahanan belaka. Yang benar adalah, Juventus suka bermain hati-hati. Buat mereka, satu-dua kali menyerang dan mencetak gol sudah cukup, asalkan berbuah kemenangan. Cara itu membuat penampilan mereka konsisten.
Juve pun sering kehilangan pilar-pilar penting karena cedera dan hukuman kartu. Tapi, seperti kata Lippi, ”Cara dan filosofi bermain harus dipertahankan, meski saya sering terpaksa memainkan komposisi pemain yang berbeda-beda.”
Untuk ini, Lippi memang pantas diacungi jempol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar